The American Society for Testing and
Materials ( ASTM ) mendefinisikan geosintetik dalam terminologi D4439
sebagai Produk planar yang dibuat dari bahan polimer yang digunakan pada tanah,
batuan, atau materi geoteknik lainnya sebagai pelengkap dalam sebuah proyek,
struktur maupun sistem buatan. Geosintetik
terbuat dari bahan plastik ringan atau polyethylene
(PE) dari yang sangat ringan very low
density polythylene (VLDPE) hingga bahan plastik sangat berat high density polythylene (HDPE), polymer dan polypropylen. Bahan geosintetik yang dianyam
disebut woven, sedangkan yang tidak
dianyam disebut non woven.
Pabrik geosintetik kebanyakan
menggunakan bahan dasar polypropylene
yaitu suatu olefin dengan pH 2-13 yang
merupakan salah satu dari rangkaian polimer, yang dinyatakan relatif lebih
tahan terhadap kebanyakan bahan kimia daripada rangkaian polimer yang lainnya.
Resin polypropylene dasar diramu
sehingga menghasilkan filamen-filamen menerus untuk menghasilkan bahan
geosintetik ini. Pada saat pembuatannya ditambah bahan kimia anti oksidan
stabilisasi sinar (ultraviolet light stabilization
antioxidant) guna mengurangi dampak oksidasi sinar ultra violet sehinnga
oksidasi tidak terjadi dan pelapukan dapat dihindari.
Bahan geosintetik dapat langsung
digunakan segera secara cepat dengan biaya yang lebih murah, sehingga bahan ini
sangat popular digunakan pada saat ini. Anon didalam sudibyo dan Hermawan 1998
menyebutkan rancangan aplikasi geosintetik yang efektif dapat menghemat 10%
hingga 50% dari biaya konstruksi semula sebagai hasil dari peningkatan
kecepatan pelaksanaan dan penghematan material. Penghematan masa konstruksi
juga dilaporkan adanya pengurangan biaya pemeliharaan, serta penghematan biaya
terbesar dicapai dengaan menigkatnya umur dan pemanfaatan maupun kemantapan
konstruksinya.
Ada empat jenis geosintetik yang umum
digunakan dalam bidang teknik sipil, yaitu geotextile,
geogrid, geomembran, dan geocomposite. Banyak jenis-jenis
geosintetik yang juga digunakan dalam bidang Teknik Sipil selain keempat jenis
geosintetik konvensional di atas. Hal ini tergantung dari keperluan pemakaian
dari geosintetik itu sendiri sehingga memunculkan jenis geosintetik yang
bervariasi, diantara jenis-jenis tersebut yaitu geoarmour, geobar, geoblanket, geocell, geofoam, geoform, geomat,
geomattress, geonet, geospacer, geostrip.
PRINSIP DASAR GEOSINTETIK
Geosintetik untuk perkuatan timbunan
dapat berupa geotekstil anyam dan nir-anyam, maupun geogrid. Fungsi geotekstil,
dalam hal ini sebagai tulangan, pemisah atau drainase. Bila timbunan terletak
pada tanah lunak, deformasi yang berlebihan menyebabkan timbunan menjadi
melengkungke bawah. Melengkungnya tubuh timbunan ini merusakkan bangunan di
atasnya.
Pada prinsipnya, timbunan
berperilaku sama seperti balok yang dibebani, yaitu bila timbunan melengkung
terlalu tajam, maka akan timbul retak-retak di bagian bawahnya. Analisis
mekanika tanah dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi tanah dan geometri
timbunannya. Dari analisis ini akan dihasilkan kekuatan tulangan geotekstil
yang dibutuhkan agar timbunan tidak berdeformasi secara berlebihan.
Geotekstil, bila diletakkan di bawah timbunan jalan atau tanggul juga dapat mengurangi tegangan-tegangan pada lapisan tanah di bagian bawah, yaitu ketika lapisan ini mengalami tarikan akibat beban yang bekerja. Dengan adanya geotekstil, integritas struktur timbunan lebih terjaga, sehingga beban timbunan disebarkan ke area yang lebih luas dan dengan demikian geotekstil dapat mengurangi intensitas tekanan ke tanah di bawahnya.
Jika tanah lunak yang berada di
bawah timbunan terpenetrasi ke dalam bahan timbunan di atasnya, maka
sifat-sifat mekanis tanah timbunan akan terpengaruh, yaitu kekuatan tanah di
sekitar dasar timbunan akan berkurang. Kadar air dalam tanah lunak secara
berangsur-angsur berkurang oleh adanya geotekstil yang berfungsi sebagai
drainase.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar